Sejarah Perkembangan Komputer
Di
era teknologi informasi dan komunikasi yang pesat sekarang ini, komputer
termasuk salah satu peranti “wajib” yang tak dapat diabaikan. Kini peranti yang
pada dasarnya hanya untuk membantu proses berhitung (to compute) ini telah
sangat ampuh dan multiguna. Merampungkan pekerjaan kantor, menikmati musik dan
film, hingga nge-game dapat dilakukan menggunakan alat ini. Begitu pula
menjelajah internet dan bertukar data antar pengguna yang terpisah jarak ribuan
kilometer.
Vincent
Atanasoff lahir pada 4 Oktober 1903 di
Hamilton, New York, namun dibesarkan di Brewster, Florida. Sejak kecil
Atanasoff telah menunjukkan ketertarikannya pada matematika. Anak seorang
insinyur listrik ini pun tak mengalami banyak hambatan saat mereguk ilmu di
bangku sekolah. Bahkan pendidikan menengahnya (setara SMA) diselesaikannya
dalam waktu dua tahun saja.
Selepas itu Atanasoff melenggang ke University of Florida untuk menekuni bidang kelistrikan. Mungkin kekaguman pada sang ayah melandasi pilihannya ini. Di usia 22, dia lulus dengan menggondol gelar Bachelor of Science. Tak main-main, nilainya pun sempurna, A untuk semua bidang studi.
Selepas itu Atanasoff melenggang ke University of Florida untuk menekuni bidang kelistrikan. Mungkin kekaguman pada sang ayah melandasi pilihannya ini. Di usia 22, dia lulus dengan menggondol gelar Bachelor of Science. Tak main-main, nilainya pun sempurna, A untuk semua bidang studi.
Penemu Komputer
penemu komputer
Selanjutnya
Atanasoff melanjutkan studi tingkat master di Iowa State College. Di sini Atanasoff
menekuni bidang matematika. Tak perlu waktu panjang, Atanasoff merampungkan
studinya hanya dalam waktu satu tahun. Gelar master pun ia sabet di usianya
yang ke-23 pada 1926.
Seakan
tak puas, Atanasoff melanjutkan lagi studinya untuk mencapai tingkat doktor.
Kali ini fisika menjadi pilihannya. Selama empat tahun Atanasoff berjuang
meneliti seluk beluk helium. Akhirnya pada 1930, dengan mengusung tesis
berjudul “The Dielectric Constant of Helium” studi formalnya pun rampung. Gelar
Ph.D. bidang fisika teori ia peroleh di usia 27 dari University of Wisconsin.
kalkulator
Saat
menempuh studi doktornya, Atanasoff sering kali merasa buntu ketika harus
menghitung menggunakan kalkulator mekanik. Meski termasuk mesin hitung
tercanggih di era itu, Atanasoff merasa bahwa harus ada solusi lain untuk
menggantikan kalkulator tersebut.
Pada
1936, Atanasoff berhasil membuat kalkulator analog. Alat ini dibuatnya setelah
mempelajari cara kerja kalkulator mekanik Monroe dan mengkanibalnya serta
menggabungkannya dengan tabung IBM. Alat hitung analog ini dapat bekerja baik.
Meski demikian, hal itu tak memuaskannya.
Keterbatasan
sistem mekanik dan analog membuat Atanasoff berpikir untuk menggunakan
pendekatan digital. Namun, ide ini ternyata tak mudah dilaksanakan. Setelah
hampir satu tahun mencoba mengimplementasikan gagasannya, Atanasoff merasa
menemukan jalan buntu. Puncaknya terjadi saat musim dingin pada 1937.
Setelah
penat berkutat di laboratorium, Atanasoff bermaksud mendinginkan otaknya agar
tak “meledak” hanya gara-gara buntu pikiran. Ia pun segera mengambil mobilnya
dan menyusuri jalan sambil menyegarkan diri. Namun tak dinyana, saat berkendara
itu ternyata otaknya terus bekerja dan tak bisa berhenti memikirkan masalah
yang sedang dikerjakannya. Hingga tak terasa telah lebih dari 300 km panjang
jalan yang ditelusurinya.
Akhirnya
Atanasoff memutuskan untuk berhenti di sebuah kedai. Di saat sedang rileks
itulah Atanasoff menerima “pencerahan’ ‘. Berbagai ide segar datang silih
berganti menari-nari di otaknya. Salah satunya adalah matematika binari dan
logika Boolean. Solusi itu dianggapnya pas untuk komputer digital yang sedang
dirancangnya.
“Oleh-oleh”
berharga buah dari perjalanan ke Rock Island itu pun segera dimatangkannya.
Pada September 1939, Atanasoff mendapat suntikan dana sebesar 650 dolar AS.
Selain itu, ia pun mendapat bantuan tenaga dan pikiran dari Clifford Berry,
salah satu mahasiswanya yang sama-sama gandrung akan solusi digital.
Atanasoff
dan Berry segera mewujudkan komputer impian mereka pada November 1939.
Prototipe yang mereka buat ternyata dapat bekerja. Atanasoff menamakan mesin
hitung digitalnya itu dengan ABC. Kependekan dari Atanasoff-Berry Computer.
Komputer ABC
komputer ABC
Lebih
dari sekadar dapat bekerja, ABC pun ternyata lebih unggul dari mesin hitung
lain yang ada saat itu. Ini dibuktikannya dengan mampu menyelesaikan 29
persamaan linear secara bersamaan. Dibutuhkan waktu yang lebih singkat untuk
mendapatkan penyelesaiannya dari ABC dibanding mesin hitung lain.
Komputer ABC 2
Atanasoff
dan Berry segera mewujudkan komputer impian mereka pada November 1939.
Prototipe yang mereka buat ternyata dapat bekerja. Atanasoff menamakan mesin
hitung digitalnya itu dengan ABC. Kependekan dari Atanasoff-Berry Computer.
Lebih
dari sekadar dapat bekerja, ABC pun ternyata lebih unggul dari mesin hitung
lain yang ada saat itu. Ini dibuktikannya dengan mampu menyelesaikan 29
persamaan linear secara bersamaan. Dibutuhkan waktu yang lebih singkat untuk
mendapatkan penyelesaiannya dari ABC dibanding mesin hitung lain.
Namun,
bila dibandingkan komputer modern saat ini, ABC sangatlah “primitif”. Ia tak
dilengkapi dengan CPU (central processing unit). ABC hanya menggunakan tabung
hampa (vacuum tube) untuk mempercepat proses kalkulasi. Salah satu hal dari ABC
yang tetap diterapkan pada komputer modern adalah pemisahan memori dari bagian
komputasi. Ini seperti halnya memori DRAM sekarang.
Pada
Desember 1940, dalam sebuah pertemuan ilmiah di Philadelphia, Atanasoff
berkenalan dengan John Mauchly. Mauchly termasuk salah seorang pembicara yang
tampil untuk mendemonstrasikan kalkulator
analog penganalisis data cuaca. Pada perkenalannya itu Atanasoff menceritakan penemuan mesin ABC-nya pada Mauchly. Atanasoff pun mengundang Mauchly untuk mengunjunginya di Iowa.
analog penganalisis data cuaca. Pada perkenalannya itu Atanasoff menceritakan penemuan mesin ABC-nya pada Mauchly. Atanasoff pun mengundang Mauchly untuk mengunjunginya di Iowa.
Mauchly Portrait
Selesai
pertemuan, Atanasoff bersama Berry mampir di Washington untuk mengunjungi
kantor paten. Mereka mencoba meyakinkan kantor paten bahwa konsep yang
diterapkan pada ABC benar-benar yang pertama. Ternyata benar! Meski demikian,
keduanya tak segera mematenkan ABC
Meski
ABC telah terbukti menjadi solusi alternatif untuk menggantikan kalkulator,
namun Atanasoff tak pernah sempat menyempurnakannya. Panggilan negara yang
membutuhkan tenaganya saat Perang Dunia mengharuskannya meninggalkan Iowa.
Mesin ABC yang berbobot ratusan kilogram tak mungkin digotong ke tempat
kerjanya yang baru di Washington. Pengurusan paten ABC pun dipercayakannya
kepada pegawai administrasi di kampus Iowa. Namun, tampaknya hal ini tak pernah
dilaksanakan oleh sang pegawai.
Di
sisi lain, Mauchly semakin sering mengunjungi Atanasoff. Kunjungan itu dimulai
pada 1941 dan Mauchly mendapat kesempatan melihat ABC. Ia pun mendapat banyak
ide dari Atanasoff. Sebagai sesama peneliti, Atanasoff tentu senang
mendiskusikan berbagai hal kepada Mauchly. Ia pun tak pernah ragu mengungkap
berbagai konsep brilian yang dimilikinya. Namun, selama kunjungannya itu
Mauchly tak pernah menyebutkan kalau ia sedang mengerjakan suatu projek
komputer untuk dirinya sendiri.
Belakangan
Mauchly berhasil membuat ENIAC. Sebuah komputer raksasa untuk Angkatan Darat
AS. Atas karyanya ini, Mauchly tak pernah menyebut Atanasoff sebagai sumber
inspirasinya. Begitu pun kenyataan bahwa Mauchly menyerap banyak ilmu dari
Atanasoff. Pada akhirnya masyarakat menjadi lebih mengenal ENIAC sebagai
komputer digital pertama, bukannya ABC.
Namun,
rupanya kebenaran tak pernah bisa disembunyikan. Kepeloporan Atanasoff pada
solusi digital terungkap saat terjadi sengketa hak paten ENIAC antara Honeywell
Inc. dan Sperry Rand yang membeli hak paten atas ENIAC dari Mauchly pada 1951.
Pertempuran keduanya di pengadilan baru tuntas pada 19 Oktober 1973 saat hakim
menyatakan bahwa paten atas ENIAC adalah tidak benar dan Mauchly (bersama J.
Presper Eckert) bukanlah pioner komputer digital elektronik. Selain itu, hakim
juga menyatakan bahwa Mauchly bukanlah pemilik ide yang asli, tetapi
mendapatkannya dari Dr John Vincent Atanasoff.
Meski
keputusan itu secara tidak langsung ikut memberi “kemenangan’ ‘ pada Atanasoff,
namun kebanyakan orang masih menganggap ENIAC sebagai komputer digital pertama.
Mungkin ini disebabkan karena persengketaan itu kalah pamor dibandingkan kasus
Watergate yang melibatkan Presiden Nixon. ABC tetap tak banyak dikenal hingga
Atanasoff tutup usia pada 15 Juni 1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar